Panas Gandong Tiga Basudara , Ini Kata Kasrul Selang

Masohi Pattimura post.com – Panas gandong tiga orang Basudara kadung Tamilouw , Hutumury dan Sirisori , acara panas gandong yang di selenggarakan pada Selasa 10 / September 2024 , pembukaan acara di rangkai dengan acara adat cakalele, dan angkat sumpah tiga orang Basudara, Tamilouw , Hutumury dan Sirisori, di bukit batu tempat tiga saudara berpisah , ” Sumpah berlangsung di batu Mari di Negeri Tua Tamilouw.

Batu Mari merupakan simbol tiga orang basudara dalam proses perjanjian , dan dari situ , Kaka pertama memilih tetap berdiam di Tamilouw, yang saudara nomor 2 memilih ke Ambon Negeri Hutumury, dan yang bungsu ke Saparua Negeri Sirisory.

Selain penyambutan dengan acara adat cakalele, ada juga proses tanam 3 pohon sukun sebagai wujud persaudaraan antara tiga gandong, Tamilouw, Hutumury , Sirisory.
Proses panas gandong sendiri berlangsung selama 4 jam , dalam proses ini hadir 3 raja dari ketiga negeri, masyarakat ketiga negeri, dan dua saudara perempuan Bakarbessy dari Wai dan Saudara perempuan Manuhutu dari Haria.

kegiatan di buka oleh Bupati Maluku Tengah , yang diwakili oleh bapak Yulius Boro. ” turut hadir Forkopimda kabupaten Maluku Tengah, Danki Brimob Amahai, Dandim 1502 Maluku Tengah, Ketua komisi tiga BPK Hasim hayoto.

Kata Yulius dalam sambutanya bahwa, Acara panas gandong masyarakat adat tiga negeri Tamilouw , Hutumury , Sirisory , dan dua sodara perempuan bakarbesy manuhutu ini , harus menjaga tentang eratnya relasi tali persaudaraan lintas pulau atau wilayah ini, sebab jarak geografis tidak menjadi penghalang untuk terus merajut dan mempererat persaudaraan dan solidaritas.

Di waktu yang bersamaan PJ Gubernur Maluku, yang dalam hal ini diwakili oleh Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Maluku , Kasrul Selang, dirinya mengatakan bahwa,
acara ini memiliki makna yang sangat penting dan strategis, bagi ketiga negeri orang basudara,

melalui pranata gandong ini terbangun jembatan penghubung antar dua negeri untuk saling menolong dan saling melengkapi satu sama lain. demikian pula pranata gandong dalam sejarah budaya maluku juga melintas batas agama, seperti yang ada pada beberapa negeri di maluku. semua kearifan lokal masyarakat maluku ini patut dijaga dan dilestarikan. Ucap kasrul

Lanjutnya bahwa, kepada masyarakat Maluku pada umumnya, sebagai Pemerintah Provinsi Maluku, kami patut memberikan apresiasi kepada pemerintah kabupaten maluku tengah , sehingga masyarakat ketiga negeri, bersama panitia pelaksana bahkan semua pihak yang telah mendukung jalannya acara yang monumental ini, ” sebab selain untuk memenuhi tatanan adat, tetapi juga dapat menjadi ajang menegaskan kembali ikatan persaudaraan gandong yang makin erat untuk bersama-sama membangun negeri dan masyarakat.

kiranya anak-anak dan generasi muda dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari event bersejarah ini untuk tetap menghormati dan menjaga warisan leluhur, berupa adat istiadat dan tradisi yang tak selalu harus di pertahankan dengan kemajuan dan modernitas, Tegas kasrul.

Sambungnya bahwa, hal kedua perlu saya sampaikan secara substansial pemerintah pusat maupun daerah dalam strategi kebudayaannya mengakui bahwa berbagai kearifan lokal, tradisi dan adat istiadat merupakan kekayaan bangsa yang patut dijaga dan dilestarikan.

Persaudaraan, solidaritas, perlu di jaga akibat perubahan global sebab global saat ini, ” kita mesti terus membangun ketahanan dan kedaulatan tetap terbuka untuk berdialog dengan budaya kita, sambil budaya-budaya lain, baik pada arus nasional maupun global. tatapan

dan ketiga, saya juga menyerukan kepada seluruh negeri-negeri adat di maluku, untuk menghangatkan kembali semangat persaudaraan antara negeri-negeri gandong maupun negeri-negeri pela, sehingga diharapkan kesadaran masyarakat sebagai sesama saudara segandong disegarkan kembali , tutupnya (YB)

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *